Ternyata memegang mata uang asal AS ini sudah menjadi tradisi sejak terjadinya krisis yang mendera Indonesia di tahun 1997/1998. Masyarakat, terutama kalangan atas masih trauma dengan krisis moneter tahun itu.
"Orang kita baik kaya
maupun miskin masih trauma dengan krisis 97/98 lalu. Setiap rupiah
melemah maka mereka justru cenderung borong dolar banyak-banyak dan
berharap besoknya rupiah koreksi," kata Kepala Ekonom Danareksa Research
Institute, Purbaya Yudhi Sadewa kepada detikFinance, Senin (25/6/2012).
"Biasa,
mereka ingin dapat (keuntungan) yang besar sekali. Mungkin untuk
keadaan saat ini spekulasi tersebut tampak bisa diterima karena keadaan
global yang tidak menentu membuat dolar menjadi mata uang yang paling
aman," tambahnya.
Alasan lain, lanjut Purbaya yang mungkin dapat
menjelaskan kenapa orang Indonesia suka menyimpan dolar adalah karena
masyarakat amat murah hati kepada AS.
"Ingat, setiap dolar yang kita simpan artinya sama dengan kita meminjamkan uang satu dolar ke AS tanpa bunga," tuturnya.
Namun Purbaya mengingatkan, untuk saat ini jangan terlalu berharap dolar akan menguat terus-terusan.
"The
Fed tidak lama lagi rasanya akan mulai memberi stimulus lanjutan,
dengan menambah suplai dolar ke perekonomian mereka dalam jumlah besar
(cetak uang). Bila hal ini terjadi, tentu dolar akan melemah. Selain
itu, perlu dipertimbangkan juga bahwa keadaan ekonomi kita amat baik.
Jadi, begitu ketidakpastian global berkurang maka modal akan masuk ke
sini. Dan rupiah akan kembali menguat," paparnya.
Oleh karena
itu, rasanya saat ini tidak terlalu tepat menaruh uang dalam dolar.
Dalam jangka panjang pun dolar akan melemah karena besarnya utang AS dan
lambatnya pertumbuhan ekonomi di sana.
Sumber : http://finance.detik.com/read/2012/06/25/172923/1950402/6/simpan-banyak-dolar-orang-kaya-ri-masih-trauma-krisis-97-98?
Masih ragu dengan Dinar ?