Oleh Muhaimin Iqbal
Senin, 25 October 2010 07:26
Senin, 25 October 2010 07:26
Ada peristiwa penting yang terjadi Sabtu lalu (23/10/2010) yang untuk sesaat mungkin akan berpengaruh pada harga emas dunia. Peristiwa tersebut adalah pertemuan para menteri keuangan dan gubernur bank sentral dari negara-negara kelompok G-20 di Gyeongju - Korea Selatan. Hasil pertemuan ini intinya adalah para otoritas keuangan dari negara-negara yang me-representasikan 85% kekuatan ekonomi dunia tersebut – menyepakati untuk tidak melemahkan mata uang masing-masing atau perang kurs.
Bila kesepakatan ini bener-bener tulus dan pasar percaya akan keseriusan para pemimpin ekonomi dunia tersebut, maka seharusnya – minimal untuk sementara harga emas akan turun. Pertama karena meredanya kekawatiran nilai tukar Dolar akan turun secara drastis, dan kedua kebutuhan emas untuk safe haven menurun ketika ketidak pastian ekonomi berkurang.
Bila inipun terjadi, saya masih mengkategorikannya sebagai noise dan belum menjadi signal karena sifatnya sementara dan tidak dipicu oleh faktor-faktor yang bersifat fundamental. Untuk signal-nya sendiri, saya melihat trend harga emas dunia yang masih akan terus menaik dalam jangka menengah maupun jangka panjang oleh sebab faktor-faktor fundamental berikut :
1. Harga emas dunia saat ini dinilai dalam US$, jadi tinggi rendahnya tergantung pada daya beli US$ itu sendiri.
2. Tinggi rendahnya US$ tergantung pada situasi ekonomi Amerika Serikat. Kenyataannya sampai kemarin-pun (sehari setelah kesepakatan G-20) menteri keuangan negeri itu masih terus berusaha menekan counterpart-nya dari China agar menaikkan nilai tukar Yuan. Artinya Amerika masih merasa daya beli uangnya ketinggian sehingga tidak kompetitif dalam perdagangan global khususnya dengan China. Untuk kepentingan Amerika, US$ akan cenderung ditekan melemah ketimbang menguat.
3. Hari-hari ini Amerika tenggelam dalam hutang dan kewajiban-kewajiban yang besarnya 8 kali GDP mereka. Pemerintahan mereka saat ini juga terkenal pemerintahan yang boros dan tidak peduli dengan defisit anggaran. Tahun ini saja Obama akan membelanjakan US$ 3.5 trilyun untuk perbagai program populisnya.
4. Bila dalam suatu negara, produksinya tidak cukup untuk membayar hutang, kewajiban dan belanja yang terus membengkak, apa yang akan mereka lalukan ?. Mencetak uang dari awang-awang atau bahasa kerennya Quantitative Easing. Yang pertama sudah mereka lakukan dua tahun lalu untuk mencegah negeri itu terjun bebas dalam krisis, yang kedua para pengamat rata-rata sepakat akan segera mereka lakukan dalam waktu dekat.
5. Bila uang terus dicetak tanpa diimbangi oleh peningkatan produksi yang seimbang, pastilah nilai uang itu jatuh dan harga barang-barang yang dibeli dengan tersebut akan terus menanjak.
Jadi mumpung ada noise yang untuk sementara menurunkan harga emas dan otomatis juga Dinar, hari-hari ini Insyaallah menjadi hari-hari yang baik untuk mengamankan asset atau setidaknya men-diversifikasi-kan asset dari denominasi mata uang kartas yang rawan penurunan nilai – ke asset riil yang bebas dari pengaruh daya beli mata uang kertas.
Bila selama ini Anda bangga mempunyai tabungan dalam US$, asuransi jiwa dalam US$ dan juga bahkan Anda juga memegang uang kertas fisik yang juga US$; ketahuilah bahwa daya belinya terhadap emas terus nyungsep dan trend-nya memang nampaknya akan tetap nyungsep. Berlebihan kah saya ?, perhatikan grafik dibawah – InsyaAllah saya tidak berlebihan. InsyaAllah.