Agar Air Tetap Menjadi Sumber Kehidupan

10:00 PM

Agar Air Tetap Menjadi Sumber Kehidupan
Details
Kategori : Umum

Published on Sunday, 27 January 2013 07:46

Oleh : Muhaimin Iqbal

Dari sekitar 7 milyar penduduk bumi, saat ini diperkirakan ada 1 milyar yang tidak memiliki akses air bersih secara cukup dan sekitar 2 milyar tidak memiliki akses sanitasi. Di sisi lain air baru saja berkunjung secara melimpah ruah di ibu kota kita, sehingga berbagai pihak berusaha menghalaunya sampai-sampai ada upaya untuk memindahkan hujan ke laut. Apa yang salah ?

Di satu sisi ada demand yang luar biasa besar dan di sisi lain supply-nya pun tidak kalah besar, mengapa tidak bisa dipertemukan ?. Bahkan menurut laporan McKinsey yang saya kutip dalam tulisan saya sebelumnya (25/01/13), di negeri inipun akan ada 25 juta orang yang tidak memiliki akses air bersih dalam 17 tahun mendatang (2030).

Bayangkan 25 juta orang yang kesulitan air di tahun 2030 tersebut kurang lebih 2.5 kali jumlah penduduk Jakarta sekarang. Maka tidak terpikirkah oleh kita bahwa bersamaan kita berusaha menghalau air banjir, semestinya kita juga berpikir bagaimana menyelamatkan air untuk kehidupan anak-anak kita belasan tahun kedepan ?.

Saya bukan pejabat publik dan tidak tertarik untuk meramaikan pemilihan apapun di tahun 2014, tetapi sebagai rakyat yang peduli merasa ikut terpanggil untuk memikirkan dua hal tersebut sekaligus, yaitu mengatasi banjir musiman dan mengamankan air untuk anak cucu. Maka tulisan ini adalah tulisan ke tiga saya yang berusaha menawarkan solusi itu.

Solusi kali ini adalah solusi yang rakyat bisa berbuat, tidak usah menunggu pemerintah atau instansi terkait. Solusi ini adalah solusi yang sekali merangkuh dayung, dua tiga pulau terlewati. Sambil mengatasi musibah banjir, kita mengamankan kebutuhan air untuk anak cucu dan menyuburkan lahan untuk ketersediaan pangan mereka.

Untuk mengatasi banjir, kita coba obati sampai ke sumber penyakitnya  bukan hanya gejalanya. Dam, banjir kanal dan lain sebagainya selain sangat mahal juga baru mengobati gejalanya yaitu banjir belum mengatasi penyakit yang sesungguhnya.

Meskipun pembuatan dam dan banjir kanal tetap perlu, tetapi tentu tidak cukup bila tidak diikuti oleh pengatasan akar masalahnya. Apa itu akar masalah banjir ? yatu air hujan yang turun dan tidak dapat diserap dengan cukup oleh tanah. Ini sejalan dengan pernyataan Kepala Pusat Meteorologi Publik BMKG : "Banjir tidak sepenuhnya disebabkan hujan yang turun, tapi juga karena permukaan wilayah yang mampat atau tidak bisa menyerap air dengan baik. Alhasil, air yang tertampung pun bukan terserap, melainkan mengalir".

Maka inilah akar masalah itu, air hujan yang tidak terserap oleh tanah secara cukup. Jadi pengobatannya adalah dengan memperbaiki kemampuan tanah untuk menyerap air hujan. Pertanyaannya dengan apa ?, sudah banyak yang mencobanya menggunakan biopori.

Biopori dibuat dengan cara melubangi tanah kemudian diisi dengan bahan-bahan organik seperti sampah organik rumah tangga, potongan rumput, limbah pertanian dlsb. Bahan organik ini nantinya menjadi energi bagi tumbuhnya mikro organisme dalam tanah, dan dari peningkatan aktifitas mikro organisme inilah biopori-biopori terbentuk.

Teknik baru yang insyaAllah jauh lebih efektif dikembangkan oleh jaringan kami dibawah pimpinan Dr. Nugroho. Teknik ini diberi nama Bioinfiltrosoil oleh beliau atau juga disebut Soil Storage. Intinya adalah peningkatan laju infiltrasi tanah dengan menggunakan rekayasa Microbachter Alfaafa (MA-11).



Lubang-lubang berdiamater 15 cm dibuat berjarak antara 2-3 meter satu sama lain. Kemudian lubang-lubang ini diisi dengan jerami yang sudah difermentasi dengan MA-11. Lubang-lubang ini dibuat menjelang musim hujan utamanya di daerah-daerah yang seharusnya menjadi daerah resapan air tanah.

Ketika musim hujan tiba, jerami yang sudah difermentasi tersebut akan meningkatkan aktifitas microba secara cepat dan bergerak radial ke segala penjuru arah dari lubang yang disebutnya biohole tersebut.

Pergerakan radial ini akhirnya akan mempertemukan pori-pori baru dalam tanah dan akhirnya memperbesar base flow sebagai cadangan air yang tersimpan di dalam tanah. Air yang tersimpan dalam tanah inilah dengan proses yang cepat yang nantinya akan menahan hujan dari menjadi banjir, sekaligus menyuburkan lahan-lahan yang telah dipenuhi oleh biohole.

Proses yang sama sekali tidak melibatkan bahan kimia ini, selain meningkatkan air tanah juga menjaga air tanah agar tetap dalam kondisi baik untuk minum manusia dan berbagai kebutuhan makhluk hidup lainnya.

Bila pembuatan soli storage ini dilakukan secara masal setiap menjelang musim hujan setiap tahunnya, maka insyaAllah banjir besar Jakarta tidak terulang lagi dalam lima tahun kedepan.

Lebih dari itu air insyaAllah juga akan tersedia cukup untuk anak cucu kita. Air itu bisa dan harus kita jaga agar tetap menjadi sumber segala kehidupan sebagaimana firmanNya Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. (QS 21:30)

Kami siap berbagi knowledge & skills untuk mengatasi masalah ini, Insyaallah sekaligus juga bisa menyediakan segala yang dibutuhkan termasuk Microbachter Afaafa-nya. InsyaAllah.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe