Digaji Dengan Kambing Mau

10:58 PM

Salah satu bukti kebenaran Islam itu terletak pada keadilan hukum-hukumnya sepanjang jaman. Sejak jaman Nabi Shollallahu Alaihi Wasallam sampai sekarang, orang yang melanggar larangan haji dendanya (dam) tetap menggunakan standar kambing. Demikian pula untuk aqiqah ketika anak kita lahir, tetap menggunakan kambing.  Bayangkan kalau denda  itu berupa uang kertas, harus terus menerus direvisi karena nilainya yang terus menyusut.

 

Standar denda atau kewajiban berupa benda riil ini menjadikan manfaat denda atau kewajiban tersebut tetap dapat dirasakan - atau dengan kata lain tetap bernilai sepanjang jaman. Standar nilai terbaik berupa kambing atau domba ini juga dikuatkan dalam dua hadis berikut :

 

Dari Abu Said berkata : Rasulullah SAW bersabda : Hampir saja harta muslim yang terbaik adalah kambing yang digembala di puncak gunung dan tempat jatuhnya hujan. Dengan membawa agamanya dia lari dari beberapa fitnah (kemungkaran atau peperangan sesama muslim). (H.R. Bukhari)

 

Dari Abu Hurairah R.A. dari Rasulullah SAW, beliau bersabda : Termasuk penghidupan manusia yang terbaik, adalah seorang laki-laki yang memegang kendali kudanya di jalan Allah. Dia terbang diatasnya (dia menaikinya dengan jalan yang cepat). Setiap mendengar panggilan perang dia terbang diatasnya dengan bersemangat untuk mencari kematan dengan jalan terbunuh (dalam keadaan syahid) atau mati biasa.  Atau seorang laki-laki yang menggembala kambing di puncak gunung dari atas gunung ini atau lembah dari beberapa lembah. Dia mendirikan sholat, memberikan zakat dan menyembah kepada Tuhannya hingga kematian datang kepadanya. Dia tidak mengganggu kepada manusia, dan hanya berbuat baik kepada mereka. (H.R. Muslim).

 

Berdasarkan dua hadits sahih tersebut kita menjadi paham kini  bahwa kambing adalah harta muslim terbaik dan menggembalakannya adalah penghidupan terbaik setelah berjihad. Hal ini antara lain juga bisa difahami dari manfaat atau kegunaan kambing-kambing atau domba tersebut. Bila kambing atau domba tidak ada, dengan apa muslim mebayar dam-nya ?, dengan apa dia ber-aqiqah ? dengan apa dia ber-qurban ?

 

Syariat Islam akan terus tegak di muka bumi sampai akhir jaman, maka memelihara sarana untuk penegakannya antara lain seperti memelihara ketersediaan kambing/domba tersebut menjadi salah satu pekerjaan terbaik di muka bumi sampai akhir jaman.

 

Di jaman modern ketika uang dibuat dari awang-awang berupa uang kertas yang nilainya terus menyusut, atau uang dibuat dari bit-bit digital seperti bitcoin dan sejenisnya yang semuanya tidak memiliki acuan nilai baku, maka menjadi semakin penting bagi umat ini untuk memiliki standar nilainya sendiri. Standar nilai itu bisa berupa Dinar dan Dirham seperti yang sudah diperkenalkan situs ini selama enam tahun terakhir, atau dengan standar kambing yang sedang kami persiapkan segala systemnya.

 

Keduanya memiliki kesamaan, Dinar dan Dirham mengacu pada nilai fisik emas dan perak. Sedangkan kambing mengacu pada nilai fisik kambing atau domba. Dinar dan Dirham bagi komunitas pembaca situs ini tentu sudah sangat familiar seluk beluknya, tetapi bagaimana dengan satuan kambing ?

 

Dalam sejarah Islam, kambing atau domba ternyata juga bukan hanya untuk qurban, aqiqah, membayar dam, dan memenuhi kebutuhan daging sehari-hari.  Tetapi juga dipakai untuk standar gaji bagi para ulama, guru dan profesi-profesi lain, ini sangat bisa dipahami karena kambing atau domba dapat secara akurat merepresentasikan kebutuhan dan nilai yang berlaku di masyarakat pada masing-masing jamannya.

 

Lantas kalau sekarang kita sudah familiar memiliki tabungan dalam uang kertas yang sebenarnya kita sadari nilainya terus berkurang, sebagian kita juga mulai mengenal uang digital yang tidak memiliki nilai intrinsik mengapa tidak kita juga mengenal simpanan berupa harta terbaik (berdasarkan hadis tersebut di atas) berupa kambing atau domba ?

 

Bayangkan kalau tabungan Anda berp class="MsoNormal" style="text-align: justify; text-justify: inter-ideograph; line-height: 150%;"> 

Kebun-kebun yang kami kelola misalnya, bisa menjadi lahan gembalaan yang kami syirkah-kan dengan Anda semua. Kami memiliki lahan gembalaan , lengkap dengan sarana dan prasarananya Anda yang memiliki kambing lengkap dengan biaya pemeliharaannya. Hasil dari penggembalaan tersebut berupa pertumbuhan berat dan anak-anaknya dapat kita bagi dua, demikian pula dengan resiko-resikonya.

 

Dalam skala terbatas, program ini telah berjalan antara kami dengan beberapa orang. Bila eksperimen awal ini berjalan mulus, maka konsep ini insyaAllah bisa di scale-up sampai tingkat berikutnya.

 

Konsepnya mirip dengan pengenalan Dinar dahulu, kami mulai dengan bersyirkah dalam bentuk Qirad dengan beberapa orang, kemudian kami perkenalkan versi scale-up-nya dengan M-Dinar.

 

Scale-up syirkah penggembalaan kambing di lahan-lahan perkebunan, kehutanan dan lahan-lahan yang khusus disiapkan untuk penggembalaan ini nantinya insyaAllah akan kita rupakan dalam bentuk bank kambing atau domba dalam bahasa inggris kita sebut LambBank.

 

Namanya bank tetapi bukan seperti bank finansial, dia lebih menyerupai bank fisik yang digunakan oleh misalnya teman-teman aktivis lingkungan dengan bank sampah-nya. Atau teman-teman aktivis kemanusiaan dengan bank darah-nya. Kita-kita para aktivis sosial ekonomi muslim secara global insyaAllah akan memiliki LambBank tersebut.

 

Persamaan dengan bank finansial hanyalah pada cara cara kerjanya. Di bank sampah  Anda menyetor sampah, di bank darah Anda menyetor maupun mengambil darah, maka di LambBank Anda menyotor kambing/domba atau menarik kambing/domba. Bila di bank finansial dikenal nilai tukar, di LambBank dikenal harga jual-beli.

 

Menyetor kambing tidak berarti Anda harus menuntun kambingnya ke cabang LambBank terdekat meskipun hal inipun dapat Anda lakukan Anda dapat lakukan dengan menyotorkan uang Anda kemudian dikonversikan ke setara kambing pada harga jual saat itu.

 

Demikian pula ketika Anda akan mengambil kambing Anda, bisa Anda ambil dalam bentuk kambing fisik dan Anda tuntun ke rumah   atau kalau tidak mau repot ya bisa dicairkan dalam nilai rupiah dengan menjualnya ke pihak pengelola yang kemudian dibeli pengelola dengan harga beli.

 

Bila di bank finansial asset itu berupa tumpukan uang kertas di brankas , deposit mereka di bank sentral dan bank-bank lain, Asset LambBank adalah kambing dan domba di lahan-lahan gembalaan yang dikelolanya dan juga kambing/domba yang dikelola oleh mitra-mitranya.

 

Kehadiran LambBank ini akan

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe