10:00 PM

Inovasi Pengganggu…

Ada dua jenis inovasi yaitu yang pertama adalah yang menyempurnakan inovasi sebelumnya (sustaining innovation), dan yang kedua yang mengganggu atau bahkan menggantikan inovasi-inovasi sebelumnya (disruptive innovation). Bila kita jenuh dengan pekerjaan kita, jenuh dengan pasar kita, jenuh dengan situasi yang kita hadapi, dan kita ingin membuat perubahan besar dalam hidup kita â€" maka salah satu caranya adalah dengan ber-inovasi yang out of the box atau yang disebut disruptive innovation ini.

 

Di era teknologi dewasa ini inovasi sering identik dengan teknologi â€" meskipun tidak harus teknologi â€" maka disruptive innovation juga sering disebut disruptive technology. Seperti apa disruptive technology ini ? Hampir semua teknologi yang ada di sekitar kita â€" awalnya adalah disruptive technology, yaitu teknologi yang mengganggu kemapanan teknologi atau system sebelumnya.

 

Telephone genggam telah menggantikan telephone fix line selama hanya dalam waktu dua dasawarsa terakhir. Kaset digantikan CD, CD digantikan USB dan USB-pun akan segera tergantikan oleh cloud computing dimana orang bahkan tidak perlu menyimpan file di gadget-nya sendiri.

 

Lantas di mana peluang kita dibidang Disruptive Innovation â€" Inovasi Penganggu ini ? (saya lebih suka menggunakan istilah inovasi ketimbang teknologi karena maknanya lebih luas).

 

Inovasi Pengganggu dapat kita gunakan untuk memecahkan kejumudan, mencairkan status quo, men-challenge ketidak-adilan systemic, menggantikan kekuasaan yang korup, menghentikan monopoli dan kartel pasar dlsb.dlsb.

 

Ambil contoh yang masih hangat sekarang yaitu mahalnya harga daging sapi di kisaran Rp 90,000 s/d Rp 100,000. Harga ini akan cenderung terus bertambah mahal karena pertumbuhan kebutuhan daging sapi yang melebihi pertumbuhan jumlah penduduk.

 

Di sisi lain peternak sapi lokal ngos-ngosan untuk sekedar survive memenuhi kebutuhan dasar hidupnya â€" peternak sapi bukanlah pihak yang diuntungkan oleh mahalnya harga daging sapi tersebut. Harga sapi saat ini hanya sekitar Rp 34,000/kg berat kotor di tingkat pedagang.

 

Jadi status quo yang kita ingin pecahkan itu adalah konsumen keberatan membayar harga daging yang tinggi â€" sementara petani tidak memperoleh hasil yang memadai dari kerja kerasnya membesarkan sapi-sapinya.

 

Lantas inovasi apa yang bisa memecahkan masalah tersebut ? Terlepas dari masalah impor daging yang saya tidak mau menyentuhnya, ada setidaknya dua inovasi yang bisa kita lakukan di dalam per-sapi-an dalam negeri. Inovasi itu adalah di bidang teknologi informasi khususnya social media dan yang kedua adalah inovasi pakan.

 

Teknologi social media memungkinkan kita memberi location based solution dimana masyarakat pengguna daging sapi disupply oleh meat shop atau jagal terdekat, jagal memperoleh sapi terbaik dari supplier yg efisien, peternak bisa memilih sapi bakalan dari sejumlah provider yang kompetitif, peternak bisa memperoleh pakan berkwalitas dengan harga terjangkau dari UKM pakan terdekat dst.

 

Teknologi pakan ternak â€" seperti salah satunya menggunakan teknologi kami MA-11 (Microbachter Alfaafa â€" 11) â€" memungkinkan peternak sapi mampu menekan biaya pakan dan pada saat bersamaan mempercepat pertumbuhan bobot hewan ternaknya.

 

Dengan dua inovasi tersebut saja â€" social media dan teknologi pakan, status quo berupa mahalnya harga daging sapi dan rendahnya pendapatan peternak dapat digoyang, apalagi bila budaya inovasi ini dilembagakan di masyarakat â€" sejumlah masalah-masalah lain insyaallah akan teratasi.

 

Tinggal kita memilih, apakah kita bagian yang ingin mempertahankan status quo â€" atau menjadi bagian yang terus berinovasi men-challenge status quo dengan terobosan-terobosan think the unthinkable, untuk mampu berkinerja jauh melampaui kelanggengan system yang ada. InsyaAllah kita bisa.

 

 

 

Note : Bagi yang serius tertarik Disruptive Innovation dibidang peternakan ini dapat menghubungi kami di menu kontak. InsyaAllah Sabtu 23/2/12 bekerjasama dengan mitra kami akan ada training khusus teknologi per-sapi-an di Malang, ada seat maksimal 10 orang kita berikan ke yang berminat first come first.

 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe