Financial Triangle Solusi Tiga Sisi

10:08 PM

Belum lama ini berkunjung ke Startup Center komunitas (calon) pengusaha yang anggotanya sudah sangat besar, konon mencapai 10,000 anggota. Dari audiensi tentang permasalahan yang dihadapi mereka, nampaknya modal-lah permasalahan yang paling menonjol di antara mereka. Tanpa mereka sadari, dengan jumlah anggota yang begitu besar sebenarnya solusi itu ada di dalam komunitas itu sendiri. Solusi ini saya menyebutnya sebagai solusi tiga sisi.

 

Komunitas besar dan bahkan juga organisasi-organisasi masa Islam yang besar dengan anggota puluhan juta orang sekalipun, seolah tidak berdaya melawan cengkerangan konglomerasi dan kapitalisme global karena dalam bermuamalah kebanyakan mereka terkotak-kotak dan terlalu fokus pada satu atau dua sisi saja.

 

Padahal Islam memiliki solusi yang komprehensif full tiga dimensi atau saya sebut tiga sisi untuk lebih mudahnya divisualisasikan dalam mengatasi seluruh permasalahan finansial yang dihadapi umat ini.

 

Tiga sisi tersebut dapat diilustrasikan sebagai segitiga di samping. Sisi pertama untuk kegiatan sosial, tentu kita sudah sangat familiar dengan zakat, infaq, shadaqah dan wakaf atau biasa disebut ZISWAF. Begitu besar sumber dana ZISWAF ini, namun seolah-olah belum berperan dalam memutar ekonomi umat.

 

Padahal salah satu unsur ZISWAF yaitu wakaf, mestinya bisa digerakkan untuk  kepentingan umat yang lebih luas. Misalnya untuk membuat pasar agar terbangun lokomotif ekonomi umat ini yang menarik gerbong-gerbong kemakmuran. Untuk membuat jalan raya atau infrastructur lainnya, agar umat tidak tercengekam kapitalisme di jalan masak di setiap ruas jalan umat harus membayar ? dlsb.

 

Sisi kedua adalah sisi komersial, begitu banyak bentuk-bentuk syirkah, mudharabah atau qirad yang akan sesuai untuk berbagai jenis muamalah komersial antar umat. Sisi komersial ini yang sudah banyak dielaborasi oleh teman-teman di bank syariah, asuransi, pasar modal dlsb.

 

Sisi ketiga yang sebenarnya tidak kalah pentingnya adalah sisi accidental, namun sisi ini yang paling sedikit di-elaborasi di jaman ini padahal ini bisa menjadi kunci jawaban dari perbagai permasalahan yang dihadapi umat di jaman ini.

 

Sisi ketiga ini dibutuhkan utamanya untuk menghadapi resiko-resiko yang terkait dengan mumalah ataupun kehidupan pada umumnya. Misalnya ketika kita belajar usaha bareng seperti komunitas dengan 10,000 anggota tersebut di atas misalnya masing-masing menghadapi resiko kegagalan usaha.

 

Ketika ada anggota yang gagal, hingga kini mereka terpuruk sendirian dan belum ada mekanisme untuk menolongnya. Padahal mestinya mereka bisa bertaawun tolong menolong untuk menghadapi kegagalan itu secara bersama-sama.

 

Dalam sejarah Islam tolong menolong menghadapi kegagalan perjalanan dagang oleh berbagai sebab ini biasa dilakukan dengan membayar kontribusi, Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam-pun membayar kontribusi ini dari keuntungan yang diterimanya ketika berdagang dengan Modal dari Khadijah. Bahkan system sejenis yang disebut  aaqilah juga dilakukan untuk membayar uang darah, untuk penebusan tentara yang ditawan musuh dlsb.

 

Masyarakat yang ikut berkontribusi dalam aaqilah membayar kontribusi untuk mendapatkan jaminan aaqilah. Aaqila ini ada sejak pra Islam, namun kemudian juga dipakai di era Islam karena manfaatnya yang besar.

 

Aplikasi Aaqilah atau Taawun ini bisa dipakai untuk mengatasi berbagai persoalan yang tidak terpecahkan oleh system ekonomi kapitalisme sekarang. Misalnya bagaimana para pemula usaha mendapatkan santunan minimal untuk bisa bertahan hidup dari komunitas (calon ) pengusaha bila dia setelah berusaha maksimal dan dengan pembinaan para mentor/coach-nya tetapi tetap gagal.

 

Bisa juga digunakan oleh para petani, mendapatkan jaminan dari sesama petani bila gagal panen mesikupun mereka sudah sungguh-sungguh bekerja dengan lahan dan tanaman yang sesuai.

 

Tolong menolong demikian sangat di-encourage dalam Islam dan bahkan mendapatan jaminan pertolongan Allah bagi para pelakuknya : Allah akan senantiasa menolong hamba-Nya, selama hamba tersebut menolong saudaranya. (Hadits riwayat Imam Muslim dari Abu Hurairah radiyallahu anhu)

System tolong menolong seperti ini antara lain akan menjadi feature yang ingin kita bangun di Startup Center untuk mendorong orang mau atau berani terjun ke usaha dan menciptakan peluang bagi dirinya sendiri maupun orang lain.

Selain tiga sisi tersebut, ada produk-produk gabungan atau produk yang berada diantaranya.

Pinjaman atau Qard misalnya, meskipun harus dikembalikan seperti muamalah komersial tetapi nilainya separuh dari shadaqah dalam hadits : Setiap dua pinjaman yang diberikan oleh seorang Muslim, bernilai satu shadaqah (hadits Ibnu Majjah dan Ibn Hibban).

Bahkan di riwayat lain disebutkan bahwa pinjaman itu bernilai 1.8 kali shadaqah : Dari Anas bahwa Rasulullah Shallallahu Alaihi Wasallam bersabda : Pada saat Miraj saya melihat tulisan di pintu surga yang berbunyi setiap shadaqah diberi pahala sepuluh kali lipat, dan setiap pinjaman diberi pahala delapan belas kali lipat. Saya bertanya : ya Jibril, mengapa pinjaman diberi pahala lebih dari shadaqah ? , dia menjawab : karena orang bisa minta shadaqah padahal dia tidak membutuhkannya, sedangkan peminjam hanya meminjam karena dia memang membutuhkannya. (hadits Ibnu Majjah dan Al-Bayhaqi)

Dengan banyaknya solusi keuangan dan permodalam dalam Islam tersebut diatas, mestinya umat ini bisa mengunggulkan system keuangannya juah di atas system keuangan ribawi saat ini keyakinan kitalah yang akan membangunnya. InsyaAllah.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe