11:00 PM

Mobile Competition Untuk Efisiensi Pasar…

Seorang ekonom terkenal tahun 1970-an Eugene Fama memperkenalkan teorinya tentang konsep efisiensi pasar. Teorinya sendiri njlimet tetapi intinya bahwa harga suatu barang adalah cermin dari ketersediaan informasi yang relevan tentang barang tersebut. Dengan teori ini sebenarnya akan mudah kita memahami atau bahkan mengatasi krisis-krisis harga yang selalu berulang di masyarakat seperti krisis harga kedelai, harga daging dan kini harga bawang putih.

 

Ambil contoh skenarionya begini, seorang petani sayur di Sukabumi punya sejumlah pasar yang bisa dituju untuk sayurnya. Di pasar Sukabumi sendiri, dibawa ke Jakarta yang berjarak  119 km, Bandung ( 96 km) dan Bogor (61 km). Karena panenan sayur petani ini mudah rusak, dia hanya punya satu pilihan pasar setiap kali panen â€" akan dibawa ke mana panenannya ?

 

Bila dia memiliki informasi cukup tentang harga sayurnya di seluruh pasar-pasar tersebut, maka dia bisa berhitung untuk memperoleh pasar terbaik dengan memasukkan juga faktor ongkos kirim. Bila informasi itu tidak cukup sampai ke petani ini, maka sangat bisa jadi dia salah membawa barang. Dibawa jauh-jauh ke Jakarta ternyata sebenarnya harga lebih baik di Bogor misalnya.

 

Ketersediaan informasi juga berguna bagi para pedagang di pasar. Pedagang di Bogor bila tahu harga beli sayurnya ketinggian akan cenderung menurunkannya, sebaliknya pedagang di Jakarta yang tahu harga beli sayurnya kemurahan akan cenderung menaikkannya â€" karena bila tidak dia tidak akan memperoleh barang.

 

Walhasil di pasar yang informasi itu available bagi seluruh pemainnya, maka  mekanisme pembentukan harga di pasar sempurna yang ditentukan oleh supply and demand itu akan terjadi. Sebaliknya di pasar yang terjadi disparitas informasi, harga tidak terbentuk oleh mekanisme pasar sempurna â€" yang punya keunggulan informasi yang diuntungkan.

 

Karena peranan informasi yang begitu penting dalam pembentukan harga ini, maka sungguh ironi bila di era ultra modern sekarang ini â€" dimana seluruh petani peternak memiliki handphone dan bahkan akses internet , juga seluruh konsumen memiliki teknologi yang sama â€" kok dari waktu ke waktu masih terjadi krisis harga pada barang-barang kebutuhan pokok. Lantas dimana masalahnya ?

 

Dalam hal informasi tentang supply, demand, cost, stock, future stock dlsb. yang terkait dengan kebutuhan-kebutuhan pokok seperti kedelai, daging dan bawang putih tersebut kita masih seperti masyarakat primitif yang tersesat pada perjalanan di kegelapan malam. Di langit ada bermilyar bintang, tetapi kita tidak menggunakannya sebagai penunjuk arah. Maka peluangnya ada pada orang yang bisa merangkai titik-titik bintang di langit sehingga dia tahu arah utara, timur, selatan dan barat.

 

Demikian pula di era informasi sekarang ini, sumber informasi itu tidak terhitung jumlahnya â€" hanya belum dirangkai saja. Maka peluangnya adalah bila ada pihak-pihak yang merangkai secara cukup informasi itu sehingga bisa tercapai efisiensi pasar.

 

Untuk urusan bahan pokok seperti kedelai, daging dan bawang putih yang masih segar diingatan kita krisisnya masing-masing, mestinya departemen pertanian dan/ atau departemen perdagangan dengan mudah melakukan fungsi connecting the dots tersebut di atas â€" sehingga krisis-krisis harga yang menyusahkan rakyat itu tidak boleh terjadi.

 

Bila instansi terkait tidak melakukannya, bisa juga fungsi ini diambil alih oleh swasta. Pihak swasta bisa saja mengembangkan informasi pasar yang terintegrasi sehingga masyarakat petani, pedagang dan bahkan konsumennya bisa memperoleh manfaatnya.

 

Hanya saja kalau pihak swasta yang mengembangkannya, pasti ada cost yang akan ditanggung oleh para pengguna informasi tersebut â€" kecuali bila dia adalah lembaga sosial pemberdayaan masyarakat misalnya. Inipun tidak masalah bila benefit yang diberikan jauh lebih besar dari cost yang harus ditanggung.

 

Bayangan saya informasi yang bisa dirangkai itu antara lain sebagai berikut :

 

·       Data kebutuhan : siapa butuh apa, berapa dan kapan â€" untuk setiap komoditi yang dibutuhkan di masyarakat.

·       Data supply : siapa punya apa, di mana dan kapan tersedianya â€" juga untuk setiap komoditi pokok yang dibutuhkan masyarakat.

·       Informasi tentang jarak tempuh, kondisi jalan, kemacetan dlsb. yang akan mempengaruhi biaya angkut untuk setiap komoditi.

·       Ketersediaan infrastruktur penunjang seperti pergudangan, cold storage dan biaya-biaya yang terkait.

·       Dlsb. dlsb.

 

Masalahanya adalah siapa yang akan mengumpulkan informasi-informasi tersebut ?, akan lama, mahal dan tidak up-to-date bila informasi itu dikumpulkan a la pemerintah mengumpulkan data melalui sensus dan sejenisnya. Ini era informasi, informasi tersebut sudah ada di masyarakat â€" tinggal menarik dan merangkainya saja.

 

Cara yang paling efektif dan akan selalu up-to-date adalah dengan menyiapkan crowd sourcing platform â€" semacam keranjang besar, dimana siapa saja tinggal melempar informasi yang dimiliknya ke keranjang tersebut â€" system nanti yang memilah dan memilih, untuk disajikan kembali menjadi informasi yang berarti bagi penggunanya. Agar masyarakat antusias mengisinya, bisa saja awalnya dikasih insentif, reward dlsb. Kelak bila masyarakat sudah merasa manfaatnya besar â€" mereka akan dengan suka rela mengisinya.

 

Idenya seperti Wikipedia, di era sekarang kita tidak perlu membeli encyclopedia yang sangat mahal karena seluruh ahli dari segala  bidang kehidupan mau bersuka rela berbagi pengetahuannya di Wikipedia.com. Seperti juga facebook, twitter dan sejenisnya â€" dimana orang bisa saling terangkai dengan informasi yang up-to-date tentang who, doing what, when…dst.

 

Maka sebagai bentuk kontribusi kita untuk mengatasi masalah-masalah yang terkait hajat hidup orang banyak di negeri ini, agar masalah lonjakan harga seperti pada kasus kedelai, kemudian daging sapi dan kini bawang putih tersebut tidak selalu berulang dengan lagu lama yang sama â€" kami mengundang para application developer â€" khususnya mobile developer untuk menyampaikan proposalnya dalam pengembangan project yang pendefinisian masalahnya saya uraikan dalam tulisan ini.

 

Karena sebagian inspirasi solusinya dari Wikipedia, sebut saja project ini adalah project WIKITANI yang natinya kita taruh di situs www.wikitani.com. Kerjasama dengan pemenang kompetisi ini akan seperti pada kompetisi sebelumnya yaitu O-JEX Mobile Developer Competition â€" yang saat ini sudah memasuki tahap akhir pengerjaan. Sambil mengasah skills kita bersama, siapa tahu kita bisa menyelesaikan masalah-masalah bangsa, InsyaAllah kita bisa !.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe