11:00 PM

Rumah Sakit Bersalin…

Menurut estimasinya World Bank, rasio kematian ibu pada proses melahirkan di Indonesia masih tergolong tinggi yaitu di angka 220 meninggal dari setiap 100,000 kelahiran hidup. Di negara-negara yang akses layanan kesehatan masyarakatnya bagus, angka ini bisa ditekan menjadi sangat rendah â€" seperti di Singapore misalnya, angka rasio ini hanya 3 meninggal dari 100,000 kelahiran hidup !. Melahirkan sebuah usaha adalah mirip dengan proses melahirkan bayi tersebut, resiko menjadi sangat tinggi manakala ‘akses layanan kesehatan’-nya tidak memadai.

 

Resiko itu bukan hanya dihadapi oleh sang ibu, resiko yang lebih besar dihadapi oleh sang Anak. Di Indonesia rasio kematian anak adalah 2,500 per 100,000 kelahiran hidup, sementara  di Singapore rasio ini berada pada 200 per 100,000 kelahiran hidup. Sekali lagi akses layanan kesehatanlah yang membedakan resiko tingkat kematian yang tinggi dengan yang rendah itu.

 

Dari sini kita bisa bayangkan bila seorang wanita akan melahirkan anaknya yang pertama tanpa bantuan bidan, dokter atau layanan kesehatan yang memadai. Betapa besar resiko yang dia akan hadapi !. Seperti itu pulalah resiko yang kita hadapi ketika kita akan ‘melahirkan anak’ berupa usaha kita yang pertama tanpa bantuan yang memadai, yaitu bantuan orang-orang yang berpengalaman di bidangnya.

 

Sebagaimana halnya resiko kematian ibu dan anak dalam contoh dari dua negara tersebut, insyaAllah kita bisa menekan resiko kegagalan usaha itu bila bisa meningkatkan ‘akses layanan’ bagi masyarakat yang akan ‘melahirkan’ usaha-usaha baru.

 

Peluang seorang bayi akan lahir sehat dan ibunya-pun selamat meningkat manakala ada penanganan sedini mungkin sejak proses kehamilannya. Pemeriksaan berkala akan mendampingi proses kehamilan ini untuk memantau kesehatan si jabang bayi dan juga ibunya. Pada hari H-kalahiran yang dinantikan, sederet dokter dengan spesialisasinya masing-masing ikut terlibat dalam membidani kelahirannya. Dengan pendekatan komprehensif ini resiko tentu tetap ada, tetapi resiko itu telah ditekan menjadi sekecil mungkin.

 

Sekarang bayangkan kalau proses ‘kehamilan’ gagasan usaha baru Anda adalah seperti ini. Sejak masih ide, didiskusikan, dikaji, diriset, dites pasar dlsb. oleh masing-masing ahlinya. Kemudian pada saat kelahirannya, usaha baru tersebut didampingi ‘para dokter’ dari segala bidang, mulai dari jaringan perijinan, pasar, permodalan, suppliers, infrastruktur dlsb. maka resiko ‘kematian’ usaha di usia dini itu akan terminimalisir.

 

Masalahnya adalah ketika seorang (calon) ibu hamil dan akan melahirkan, dia tahu di masyarakat ada klinik , rumah sakit bersalin, dokter kandungan , bidan dlsb. yaitu pihak-pihak yang akan membantu kelahiran anaknya. Tetapi kemana seorang (calon) pengusaha akan minta bantuan, konsultasi dan pendampingan dalam melahirkan usahanya yang pertama ?

 

Tidak adanya tempat yang dituju untuk bertanya, bertukar pikiran dan minta bantuan yang komprehensif inilah yang membuat resiko usaha baru menjadi besar, seperti besarnya resiko kematian ibu dan anak di negeri yang minim akses kesehatan tersebut di atas.

 

Dari sinilah lahir gagasan untuk menekan resiko usaha baru di negeri ini yang kami rupakan dalam bentuk Indonesia Startup Center (ISC). ISC adalah ‘Rumah Sakit Bersalin’ bagi bayi ‘usaha’ yang kini masih berada di ‘kandungan’ benak Anda.

 

Selayaknya rumah sakit di mana berkumpulun sejumlah dokter spesialis, paramedic, peralatan kesehatan canggih dlsb. demikian pula dengan di ISC â€" insyaallah di dalamnya akan terkumpul sejumlah ahli di  bidangnya masing-masing yang siap membantu kelancaran ‘kelahiran bayi’ usaha Anda.

 

Targetnya bukan hanya Anda dan bayi Anda selamat, tetapi sedapat mungkin bayi tersebut juga tumbuh sehat dan cepat besar. Itulah sebabnya kami gunakan istilah startup (dari start-up) yang sementara ini belum ketemu bahasa Indonesianya yang pas. Terjemahan bebasnya kurang lebih adalah usaha baru yang diharapkan atau berpotensi tumbuh cepat besar !

 

Kita sangat butuh startup-startup dalam jumlah yang banyak karena negeri ini adalah negeri besar dengan masalah atau kebutuhannya yang tentu saja juga besar. Bila yang bisa memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang besar itu hanya kelompok yang itu-itu saja, maka itulah proses konglomerasi yang terjadi di negeri ini hingga kini.

 

Ekonomi konglomerasi yang terjadi di negeri ini adalah ekonomi tsamudian â€" ekonominya bangsa tsamud dimana sumber-sumber ekonomi hanya dikuasai oleh segelintir orang. Maka sebelum ekonomi tsamudian ini membawa kehancuran, konsentrasi penguasaan ekonomi itu harus bisa disebar hingga merata.

 

Lantas bagaimana cara penyebarannya yang efektif ?, menurut saya jangan sampai melalui proses-proses yang menyeramkan iklim usaha seperti redistribusi asset, reformasi agraria, nasionalisasi dan sejenisnya. Tetapi menggunakan pendekatan  ‘bahasa kaumnya’ â€" yaitu cara-cara yang sesuai pada jamannya kini.

 

Di jaman sekarang penguasaan ekonomi itu bisa ditempuh melalui bermunculannya pengusaha-pengusaha baru yang lahir sehat dan tumbuh cepat besar sehingga cepat bisa bersaing dengan konglomerasi nasional dan global, maka yang dibutuhkan adalah ‘rumah sakit-rumah sakit bersalin’ yang memfasilitasi persalinan bayi-bayi sehat tersebut.

 

Sebagaimana juga rumah sakit bersalin pada umumnya yang biasanya terintegrasi dengan rumah sakit anak agar bisa mengawal pertumbuhan si anak, ISC juga demikian â€" selain membantu kelancaran proses lahirnya startup Anda â€" ISC akan menyediakan layanan untuk mengawal pertumbuhan usaha Anda. Agar usaha-usaha Anda cepat tumbuh besar, cepat bisa memeratakan ekonomi ke seluruh negeri, memeratakan kemakmuran dan mencegah negeri ini dari kehancuran.

 

Maka bila Anda memiliki keahlian atau pengalaman yang relevan dengan ‘proses kelahiran’ usaha atau juga ‘proses mengawal pertumbuhan’ usaha ini, barangkali Anda tertarik untuk bergabung di project ‘Rumah Sakit Bersalin’ yang satu ini ? siapa tahu bersama-sama kita bisa membantu kelahiran ‘bayi-bayi’ usaha yang sehat dan tumbuh cepat besar di negeri yang sangat membutuhkannya ini. InsyaAllah.

 

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe