Sang Pemimpin

5:00 PM

Sang Pemimpin?
Details
Kategori : Umum

Published on Wednesday, 20 March 2013 08:12

Oleh : Muhaimin Iqbal

Suatu saat ada pohon besar rubuh menghalangi jalan, seorang komandan mengerahkan prajuritnya untuk menyingkirkan pohon tersebut. Sekuat tenaga prajurit tersebut berusaha mengangkat, pohon tersebut tetap tidak bergerak. Seorang penunggang kuda yang hendak lewat bertanya kepada sang komandan : ? mengapa kamu tidak ikut mengangkatnya ?? jawab komandan : ?itu tugas mereka, bukan tugasku !?.



Lantas si penunggang kuda turun, berusaha sekuat tenaga membantu para prajurit mengangkat pohon yang menghalangi jalan. Pohon besar tersebut berhasil disingkirkan. Si penunggang kuda ini kemudian berkata kepada sang komandan : ?Lain kali kalau ada beban berat untuk diangkat, panggil Sang Panglima !?.



Sang panglima ini bila di Amerika disebutnya Commander in Chief ? yaitu presiden Amerika sendiri, dan sang penunggang kuda tersebut ternyata adalah George Washington ? president AS pertama ? yaitu Commander in Chief  tentara Continental pada perang revolusi AS.



Contoh yang lebih baik dari ini dan pasti benarnya ada di kisah Zulkarnain, ketika rakyatnya terancam oleh Ya?juz dan Majuz : ?Zulkarnain berkata: "Apa yang telah dikuasakan oleh Tuhanku kepadaku terhadapnya adalah lebih baik, maka tolonglah aku dengan kekuatan (manusia dan alat-alat), agar aku membuatkan dinding antara kamu dan mereka, berilah aku potongan-potongan besi" Hingga apabila besi itu telah sama rata dengan kedua (puncak) gunung itu, berkatalah Zulkarnain: Tiuplah (api itu)". Hingga apabila besi itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata: "Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atas besi panas itu"?. (QS 18 : 95-96)



Lihat pemimpin besar sekaliber Zulkarnin yang menjadi penguasa negeri dari tempat terbitnya matahari sampai tempat terbenamnya, ketika ada masalah besar yang dihadapi rakyatnya ? dia tidak hanya turunkan instruksi ini ? intruski itu, tidak hanya menyalahkan dan mengeluhkan ini dan itu. Dia turun langsung menyelesaikan masalah itu bersama rakyatnya.



Negeri besar ini punya segudang masalah ? itu wajar saja, karena banyaknya rakyat, luasnya wilayah, keberagaman sukunya dlsb. Ketika satu masalah berhasil diatasi sekalipun, sangat besar peluang munculnya masalah-masalah baru.



Jadi kemajuan dan kemakmuran suatu negeri bukan diukur oleh ada atau tidaknya segudang masalah. Tetapi tergantung pada bagaimana masalah tersebut disikapi dan diatasi. Pemimpin negeri punya peran utama dan tanggung jawab untuk  memimpin langsung ? bersama rakyat ? mengatasi segala persoalan yang ada.



Sekitar setahun dari sekarang, kita akan punya kesempatan untuk memilih pemimpin negeri ini baik yang di eksekutif maupun yang legislatif. Gunakan kesempatan ini untuk memilih yang terbaik yang bisa  me-lead langsung rakyat dalam mengatasi berbagai persoalannya.



Meskipun pemimpin itu jauh dari kesempurnaan, meskipun proses pemilihannya juga tidak sesuai dengan keyakinan kita sekalipun ? tetap diperlukan pemimpin di masyarakat. Seburuk-buruk pemimpin, tetap lebih baik dari ketiadaan pemimpin.



Bisa kita bayangkan bila karena kita menunggu lahirnya pemimpin yang ideal, yang dipilih melalui proses yang ideal dan sesuai keyakinan kita ? lantas kita putuskan sekarang tidak usah dahulu ikut memilihnya ? apa yang akan terjadi ? setidaknya dua kemungkinan yang terjadi.



Pertama pemimpin itu akan dipilih dan ditentukan justru oleh orang-orang lain yang bisa jadi punya agenda yang bertentangan dengan kepentingan kita semua. Kedua adalah the worst case scenario, negeri chaos tanpa pemimpin !.



Bila negeri tanpa pemimpin, lantas siapa yang akan menangkap dan menghukum pencuri, pemerkosa dan pelaku kejahatan lainnya ?, siapa yang akan bekerja keras mengatur lalu lintas, mencegah banjir, mencegah pencurian kekayaan alam dlsb ?.



Seandainya toh belum memungkinkan kita memiliki pemimpin yang ideal, bukan berarti tidak memiliki pemimpin sama sekali akan lebih baik. Maka ayo kita pilih para pemimpin kita ? mungkin masih lengkap dengan segala kelemahannya, karena bila tidak maka orang lainlah yang akan memilih pemimpin untuk kita ? dan saat itu mau nggak mau kita harus terima.



Sebagian orang mungkin beranggapan ? biarlah mereka memilih pemimpinnya, bukan pemimpin kita yang mereka pilih kok. Lantas bagaimana kalau mereka memilih walikota kita, memilih gubernur  kita, sampai presiden kita ?. Realitasnya kan masih mereka-mereka inilah yang mengendalikan negeri ini ?



Dari urusan KTP, ketertiban umum, pengatasan bencana, pengendalian peraturan perdagangan, pertanian, ketenaga kerjaan, industry dlsb. semua ada di tanangan-tangan mereka ini ? bisa dibayangkan bila orang lain yang memiliki agenda sendiri yang memilih mereka, bukan kita !



Bayangkan pula bila di negeri ini nantinya dihadirkan pemimpin yang menekan dan mengancam rakyatnya sendiri, menghalangi rakyat dari mengamalkan syariat agamanya,  menjual segala kekayaan alam yang ada, tidak peduli dengan segala penderitaan rakyat dlsb. dlsb ? apakah ini bukan salah kita juga bila pemimpin seperti ini terpilih karena kita memilih untuk tidak menggunakan hak kita ketika ada kesempatan untuk memilih yang lebih baik ?



Maka inilah kampanye saya jauh hari sebelum pemilu legislatif dan eksekutif 2014 nanti. Ini karena keprihatinan saya atas rendahnya kwalitas para pemimpin yang ada di Legislatif maupun Eksekutif saat ini ? sebagaimana kita baca riuh rendahnya sehari-hari di media masa.



Bukan salah siapa-siapa, tetapi bisa jadi salah kita semua karena kita tidak memilih yang terbaik pada tahun 2009 lalu atau bahkan kita tidak memilih sama sekali !. Meskipun saya ikut mengkampanyekan gerakan untuk memilih ini, saya tidak akan menyebut nama atau partai ? dan saya tidak akan mencalonkan diri untuk posisi apapun.



Saya hanya ingin mengajak agar kita bisa mewarnai para pemimpin yang kita pilih, bukan warna orang lain diluar sana yang sudah sangat siap dengan berbagai agendanya sendiri. Agar kita tetap punya pemimpin ? yang bisa menyingkirkan ?pohon rubuh yang menghalangi jalan? kita, dan pemimpin yang bisa 'membuat benteng antara kita dengan Ya'juz dan Makjuz' !



Perjalanan tiga orang saja butuh amir perjalanan, apalagi perjalanan bangsa dengan 250 juta orang ini ? pasti butuh pemimpin, meskipun jauh dari kesempurnaan, meskipun hanya yang terbaik dari yang terburuk sekalipun ! Bisa dibayangkan sebaliknya bila 250 juta orang ini dibiarkan tanpa pemimpin, Wa Allahu A?lam.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe