G-20 & Gold : Yang Tersurat dan Yang Tersirat
7:30 AMOleh Muhaimin Iqbal
Selasa, 29 June 2010 08:53
Pertemuan para pemimpin dunia kelompok G-20 baru berlangsung akhir pekan lalu 26-27 Juni 2010 di Toronto, Canada. Di permukaan, pertemuan reguler dari para pemimpin dunia tersebut mengusung tema yang keren “Recovery and New Beginnings”. Itu setidaknya yang tersurat, lantas apa yang tersirat dari pertemuan tersebut ?.
Namanya juga tersirat – tidak tertulis hitam diatas putih – maka sifatnya multi tafsir. Bagi saya sendiri melihat temanya yang “Recovery and New Beginnings” ini menyiratkan bahwa sejak krisis berlangsung dua tahun lalu, berbagai pertemuan dalam berbagai tingkat belum berhasil membuat ekonomi dunia recover dan memulai hal yang baru – makanya baru berniat recover dan memulai yang baru sekarang.
Bila belajar dari pertemuan sebelumnya dengan tema “Stability, Growth & Job” ; yang ternyata tidak memberi hasil yang diharapkan, karena tidak lama setelah pertemuan ini, justru guncangan demi guncangan malah menyusul seperti krisis di Dubai, Yunani, Portugal, Irlandia, Italy, Spanyol dlsb. – maka akankah dunia berharap hasil konkrit dari pertemuan –pertemuan semacam ini ?.
Nampaknya para pelaku usaha secara global lebih banyak yang tidak berharap pada pertemuan semacam ini. Dari kacamata harga emas hal ini nampak jelas bisa dilihat. Bila pertemuan G-20 sebelumnya (April 2009) diadakan pada saat harga emas berada pada angka rata-rata sekitar US$ 890/oz ; pada saat G-20 kali ini diadakan, harga emas sudah berada di kisaran US$ 1,255 /oz atau naik lebih dari 40 %.
Artinya ketika para pemimpin dunia menjanjikan Stability, Growth and Job ; tidak demikian yang dirasakan pasar. Pasar masih terus cemas dengan realita stabilitas ekonomi yang tidak kunjung datang. Kecemasan ini membuat mereka mencari tempat untuk melabuhkan dananya secara aman (safe haven), yaitu antara lain ke emas.
Ketika supply emas relatif tetap (hanya tumbuh sekitar 1.5% per tahun), sementara permintaan meningkat – maka mekanisme supply and demand yang mendorong harga emas di pasaran dunia meningkat lebih dari 40% sejak pertemuan G-20 tahun lalu ke pertemuan G-20 tahun ini.
Lebih-lebih kini yang cemas bukan hanya investor perorangan, tetapi juga investor institusional dan bahkan bank-bank sentral dunia mulai diam-diam juga membeli emas di pasar.
Jadi sebenarnya para pemimpin negara-negara di dunia apalagi kelompok G-20 ini, mereka bisa mengendalikan harga emas dengan baik secara elegan bila mereka mau, yaitu dengan cara menstabilkan ekonomi di negaranya masing-masing. Bila ini tercapai, pelaku ekonomi dan masyarakat luas akan merasa nyaman berusaha dan tidak merasa perlu memperbanyak dananya yang disimpan di safe haven – emas.
Sebaliknya bila mereka tidak berhasil mengendalikan ekonominya, pelaku usaha, masyarakat luas dan bahkan bank sentral mereka sendiri akan cemas dan terus berusaha maksimal mengamankan hartanya di safe haven emas. Perilaku massal inilah yang mendongkrak harga emas dunia sampai tumbuh diatas 40 % sejak pertemuan G-20 sebelumnya.
Apakah sampai pertemuan G-20 berikutnya tahun depan harga emas dunia akan terus tumbuh sampai diatas 40% mengikuti periode yang lewat ?, sangat tergantung seberapa jauh para pemimpin tersebut bisa meyakinkan pelaku pasar dan masyarakat luas bahwa ‘Recovery and New Beginning’ yang mereka janjikan kali ini bener-bener terjadi. Bila mereka berhasil harga emas bisa turun, bila sebaliknya maka kenaikanlah yang akan terjadi. Wa Allahu A’lam.
0 comments