Estafet Manusia Di Alam

11:00 PM

Dr. Jameel Al Quds adalah seorang ahli pengobatan cara Nabi yang juga seorang dokter video-nya antara lain dapat Anda saksikan di link ini. Yang menarik bagi saya adalah betapa akuratnya Al-Quran dan Sunnah merumuskan sampai detil masalah makanan, pengobatan dlsb. Maka dengan tuntunan dan logika yang sama, insyaAllah kita bisa menyelesaikan segala masalah yang ada di alam ini.

 

Pemahaman detil sampai pada tingkat pengamalannya di lapangan dari Al-Quran dan Sunnah ini akan dapat menuntun manusia misalnya dalam mengatasi kebutuhan pangan dunia, cara menanamnya, cara mengelola dan mengumpulkan kapitalnya dan seterusnya.

 

Masalah kecukupan pangan dan urut-urutan penciptaannya misalnya dapat dilihat di rangkaian surat Ar-Rahmaan berikut :

 

Dan Allah telah membentangkan bumi untuk makhluk (Nya). Di bumi itu ada buah-buahan dan pohon kurma yang mempunyai kelopak mayang. Dan biji-bijian yang berkulit dan bunga-bunga yang harum baunya. Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan ? Dia menciptakan manusia dari tanah kering seperti tembikar, (QS 55 : 10-14)

 

Bumi diciptakan dahulu, kemudian tanaman-tanaman (yang nantinya untuk manusia) dan baru kemudian manusia. Di antara tanaman buah-buahan yang disebut secara generik, kemudian disebut pula secara spesifik buah tertentu yaitu kurma. Menurut Ibnu Katsir ini adalah karena keunggulan kurma dibandingkan dengan buah atau tanaman lainnya.

 

Hal yang sama muncul di ayat-ayat lainnya seperti : Di dalam keduanya ada (macam-macam) buah-buahan dan kurma serta delima. (QS 55 :68). Lagi-lagi kurma dan delima diunggulkan terhadap buah yang lain.

 

Seperti dalam sebuah lari estafet dimana dari satu pelari ke pelari berikutnya menyerahkan tongkat untuk dilanjutkan, maka demikian pula dengan estafet antara bumi, tanaman dan manusia itu. Tongkatnya apa ? Selain estafet berupa petunjuk (Al-Quran dan hadits), antara lain juga estafet berupa buah-buahan atau makanan yandihasilkan oleh tananam-tanaman yang sudah diciptakan Allah lebih dahulu sebelum manusia.

 

Ada zat-zat yang sama antara lain  berupa mineral dan vitamin, yang dibutuhkan oleh tanaman, kemudian juga dihasilkan oleh tanaman melalui buah-buahnya yang selanjutnya zat-zat ini juga dibutuhkan oleh manusia, tetapi kemudian manusia juga harus mengembalikannya secara cukup ke alam untuk dapat melanjutkan perjalanannya.

 

Ambil contoh mineral berupa Phosphorus (P) dan Potassium (K), serta Vitamin B 6. Tanaman membutuhkan ini semua, begitu pula manusia. Dari mana manusia mendapatkannya ? antara lain dari buah-buahan dan tentunya tersedia cukup di buah kurma buah yang diunggulkan karena disebut seara spesifik di ayat-ayat tersebut di atas. Tersedia juga di madu yang juga disebutkan secara spesifik di Al-Quran.

 

Lantas dari mana tanaman mendapatkannya ?, dahulunya tanaman memperolehnya juga dari alam tetapi kini proses industrialisasi dan intensifikasi pertanian menghadirkan zat-zat yang dibutuhkan tanaman ini dari pupuk-pupuk kimia.

 

Disinilah mulai kegagalan manusia dalam meneruskan estafet di alam itu. Dia diberi segalanya secara cukup dari apa yang dihasilkan di alam, tetapi kemudian ketika harus mengembalikannya dia menempuh jalan yang mudah dengan pupuk kimia yang kemudian merusak alam itu sendiri.

 

Lantas apa  terus kita pasrah bertani tanpa pupuk misalnya ?, ikhtiar tetap harus dilanjutkan tetapi tidak harus dengan zat-zat yang merusak alam itu sendiri. Toh yang dibutuhkan oleh tanaman seperti P, K dan Vitamin B 6 (untuk perlindungan tanaman) tersedia di alam secara cukup dari madu, kurma dlsb. Mengapa tidak kita gunakan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) itu dari yang juga dihasilkan di alam ini sendiri ?

 

Bahkan untuk mengikat Nitrogen (N) zat utama lain yang dibutuhkan tanaman - dari udara, kitapun diberi petunjuknya melalui ayat : Kami hidupkan bumi itu dan Kami keluarkan daripadanya biji-bijian, maka daripadanya mereka makan. (QS 36 : 33). Perakaran tanaman biji-bijian atau dikenal sebagai keluarga Leguminosae ini sangat efektif dalam mengikat nitrogen dari udara. Biji-bijian adalah tanaman pionir untuk menyuburkan lahan.

 

Jadi bila Dr. Jameel Al Quds mampu meracik makanan dan obatan-obatan yang efektif bagi manusia berdasarkan petunjuk-petunjuk di Al-Quran dan Sunnah, mestinya kita juga bisa meracik pupuk-pupuk, obat-obatan  dan ZPT yang efektif untuk tanaman-tanaman kita berdasarkan petunjuk-petunjuk yang sama.

 

Agar kita bisa mengikuti jejak ulama-ulama terdahulu , yaitu memulai dari yang di akhiri ulama sebelumnya. Dr. Jameel Al Quds sudah begitu jauh mendalami dan menyebar luaskan solusinya untuk makanan dan obat-obatan manusia, kita tingggal mengundangnya ke Indonesia pada waktunya untuk ikut mendapatkan manfaat dari apa yang dia kembangkan bersama teamnya.

 

Sedangkan untuk tanam-tanaman nampaknya masih harus terus di riset dan dikembangkan. Untuk ini, bagi Anda yang memiliki keahlian yang sesuai, dapat bergabung dengan kami untuk mengembangkan seperti apa yang dikembangkan oleh Dr. Jameel Al Quds dengan  fokus ke  tanaman.

 

Kategori : Entrepreneurship
Published on Tuesday, 25 June 2013 07:57
Oleh : Muhaimin Iqbal

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe