Kapan Harga Bensin Termahal

11:00 PM

Tiga hari lalu saya menulis tentang perbandingan tingkat penderitaan negara-negara di dunia dalam membeli bahan bakarnya dalam tulisan Pain in the Pump. Kemudian teman saya mengirimi karikatur sorang guru yang bertanya ke murid-nya : jamanku Rp 700, saiki piro le ?. Bila hanya membandingkan angkanya kita akan terkecoh, lantas bagaimana melihatnya secara lebih bijak ?

 

Sama dengan tulisan saya sebelumnya tersebut di atas, kita harus melihatnya secara relatif terhadap pendapatan per kapita kita dari waktu-ke waktu. Data yang saya kumpulkan sejak tahun 1970 seperti dalam grafik dibawah insyaAllah bisa memberikan gambaran yang lebih objektif.

 

 

Kalau hanya dilihat angka Rupiahnya, tentu harga bahan bakar kita tahun 1970 yaitu awal Orde Baru adalah yang termurah. Saat itu harga bensin hanya Rp 25 per liter, tetapi saat itu GDP per kapita kita hanya sekitar Rp 34,000,- . Dengan kata lain GDP per kapita kita saat itu  hanya setara 1,361 liter bensin.

 

Akhir pemerintahan Orde Baru harga bensin Rp 700 per liter tetapi GDP per kapita sudah menjadi sekitar Rp 2,860,000. Saat itu GDP per kapita kita cukup untuk membeli bensin 4,092 liter, artinya memang ada peningkatan GDP secara riil selama pemerintahan Orde Baru.

 

Yang terbaik adalah saat ini yaitu ketika harga bensin masih Rp 4,500 per liter  (sebelum naik) saat GDP per kapita kita mencapai angka di kisaran Rp 47,750,000 (menurut informasinya CIA, GDP kita terakhir US$ 5,100 !). Saat ini GDP per kapita kita cukup untuk membeli 10,611 liter bensin, lagi-lagi juga harus kita katakan secara objektif bahwa ada peningkatan GDP kita secara riil.

 

Sayangnya kemungkinan kita tidak bisa berlama-lama dalam posisi ini, setelah pemerintah menaikkan harga bensin nanti, kemungkinan besar GDP per kapita kita akan turun ke kisaran setara 8,400 liter bensin.

 

Maksud saya membuat tulisan ini adalahagar kita tidak merindukan masa lampau yang juga sebenarnya tidak baik-baik amat. Kita harus melihat kedepan, bagaimana kemakmuran ini bisa dinikmati oleh kita maupun anak cucu kita. Karena inilah tugas kita untuk memakmurkan bumi itu !. InsyaAllah.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe