Natural Capital

11:00 PM

Biosphere 2 adalah sebuah project untuk meniru lingkungan kehidupan di bumi yang dikembangkan oleh perusahaan Amerika - Space Biosphere Ventures. Project yang direncanakan sejak 1985 itu baru selesai 1991 dengan total biaya US$ 200 juta nilai Dollar saat itu atau setara US$ 870 juta nilai Dollar sekarang atau sekitar Rp 8.6 trilyun. Lingkungan kehidupan tiruan ini ternyata hanya mampu ditinggali 8 orang selama 2 tahun, setelah itu tidak ada yang berani tinggal di sana lagi.

 

Biosphere 2 tidak sedikit-pun bisa mendekati Biosphere 1 yaitu lingkungan kehidupan di bumi itu sendiri yang coba ditirunya - yang mampu memberikan daya dukung kehidupan untuk 7.2 milyar lebih penduduk bumi hingga kini dan terus bertambah. Maka benar-benar tidak terhitung nilai capital yang tersedia di alam untuk dimanfaatkan manusia secara gratis ini.

 

Betapa tidak, seandainya sebagian saja nikmat berupa daya dukung kehidupan di bumi itu dicabut misalnya udara, air dan tanah yang subur di bumi ini tidak ada lagi maka tidak ada lagi nilai uang yang bisa membelinya dari tempat lain.

 

Udara bersih, air, tanah yang subur, ikan di laut, microba yang ada di dalam tanah, hutan-hutan yang mengelola air dan menyerap CO2 dari udara dlsb. adalah modal yang tidak ternilai dalam men-support pertumbuhan kehidupan manusia di bumi. Modal yang tidak ternilai ini disebut natural capital.

 

Sayangnya tidak seperti capital lain yang harus kita setor ketika memulai usaha, natural capital tidak pernah disetor oleh manusia yang tinggal di muka bumi ini. Inipun sebenarnya tidak masalah bila manusia menggunakannya secara bijaksana dan tidak berlebihan, bumi akan terus mampu memberikan produk dan layanannya untuk kehidupan manusia yang tinggal di dalamnya.

 

Masalahnya adalah menurut para ahli, sejak tahun 1975 telah mulai terjadi deficit di natural capital ini. Manusia mengkonsumsi lebih banyak dari yang dihasilkan bumi, akibatnya ketersediaan natural capital terus menurun padahal penduduk bumi terus bertambah. Bila dengan penduduk bumi yang menurut PBB sekarang 7.2 milyar-pun sudah menggerus natural capital yang ada di alam, bagaimana bila penduduk bumi itu mencapai 8.1 milyar ditahun 2025 dan 9.6 milyar di tahun 2050 ?

 

Itu bukan masa yang jauh, tahun 2025 adalah ketika cucu saya yang baru lahir sekarang lulus SD dan tahun  2050 adalah ketika dia memasuki usia paruh baya. Seperti apa dunia saat itu ?

 

Bila semuanya kita serahkan ke para pengambil keputusan di dunia maka saat itu dunia sudah 1 sampai 2 derat Celcius lebih panas dari sekarang. Tidak terbayang banyaknya jenis penyakit baru yang muncul, problem kekeringan akan semakin luas, kelaparan akan melonjak, deficit di natural capital akan membesar secara eksponensial dan entah apa lagi yang bisa terjadi.

 

Barangkali inilah yang hendak ditunjukkan oleh Allah kepada kita itu Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar) (QS 30:41).

 

Dari petunjukNya ini kita belajar dua hal sekaligus yaitu masalah dan solusinya. Masalahnya adalah kerusakan di laut dan di bumi oleh perbuatan tangan manusia seperti kita, sedangkan solusinya adalah kembali ke jalan yang benar yaitu jalan yang juga ditunjukanNya !

 

Maka dengan petunjuk ini, tidak bisa lagi hanya untuk sekedar mengejar pertumbuhan ekonomi sesaat kita berbuat kerusakan di muka bumi, mencemarkan udara, air dan tanah yang dibutuhkan untuk menopang kelangsungan kehidupan di muka bumi itu sendiri sekarang dan nanti.

 

Dalam memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti makanan, energy dan air (Food, Energy and Water FEW) saat ini, tidak boleh kita mengorbankan FEW bagi penghuni bumi berikutnya yaitu anak dan cucu keturunan kita sendiri.

 

Pemanasan global harus bisa dihentikan, pencemaran udara harus bisa dihentikan, penurunan kwalitas dan kwantitas air bersih yang tersedia untuk seluruh penghuni bumi oleh kegiatan apapun harus bisa dihentikan, demikian pula dengan penurunan kwalitas kesuburan lahan-lahan pertanian dlsb.

 

Dengan apa ini semua bisa kita lakukan ?, Salah satunya adalah dengan banyak-banyak menanam pohon agar terbangun kembali hutan-hutan yang luas di muka bumi ini. Ketika hutan-hutan ini terbangun dengan perencanaan yang baik, dengan mengikuti petunjukNya untuk pohon-pohon apa yang disandingkan dan diunggulkan dalam menghasilkan makanan, maka insyaAllah hutan-hutan itu bisa menjadi solusi multiguna bagi berbagai masalah kehidupan di bumi ini.

 

Hutan yang luas akan menurunkan suhu permukaan bumi, menyerap CO2, menjaga dan menghasilkan sumber-sumber mata air, menjaga keaneka ragaman hayati dan sekaligus juga bisa memberikan sumber bahan makanan yang melengkapi bahan makanan lain yang dihasilkan melalui proses pengolahan lahan.

 

Hutan-hutan yang menghasilkan pangan ini dalam istilah pertanian disebut food forest atau  

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe