Sustainable Development And Poverty Eradication

9:55 PM

Hampir dua puluh tahun lalu negeri ini punya proyek besar untuk memberi makan bagi penduduknya yang terus bertambah banyak. Proyek itu bernama Proyek Lahan Gambut (PLG) Sejuta Hektar di Kabupaten Kapuas Kalimantan Tengah. Alih-alih memberi solusi pangan bagi rakyat negeri ini, kini di sekitar proyek tersebut rakyat yang dahulunya makmur sekarang malah menjadi miskin karena rusaknya lingkungan setempat.

Berikut adalah penuturan seorang ibu yang mengenang kemakmurannya yang dahulu : Dulu kami banyak dapat uang dari kayu, rotan dan ikan. Lahan padi masih subur. Perusahaan kayu memberikan lapangan pekerjaan yang mencukupi bagi kami. Di sini menjadi salah satu sentra produksi tanaman rotan. Sungai Dadahup menjadi lalu lintas angkutan kayu dulunya. (Kompas 09/07/2012)

Dahulu di daerah tersebut banyak tumbuh pohon rotan, namun kini sudah tidak ada lagi karena rotannya habis terbakar. Air Sungai menjadi keruh dan masam, tidak ada lagi ikan. Setelah kebakaran besar 1997, petani padi-pun pada trauma sehingga tidak lagi menanam padi. Yang tinggal kini hanyalah semak belukar yang tiada memberi hasil. Penduduk asli yang dahulu makmur kini bekerja sebagai buruh di kebun-kebun sawit yang marak berkembang di daerah ini.

Inilah dampak pembangunan yang mengandalkan pemikiran manusia yang serba terbatas dan penuh dengan kepentingan. Kadang akalnya tahu hal yang baik, tetapi nafsunya mengalahkan akal sehingga kepentingan demi kepentingan mewarnai setiap proyek-proyek pembangunan di negeri yang seharusnya subur makmur ini.

Hal senada dengan inilah yang baru kemudian disadari oleh pemimpin-pemimpin dunia yang bertemu dalam pertemuan tingkat tinggi yang disebut Rio+20 di Brasil hampir setahun yang lalu (Juni , 2012). Tema pertemuan tingkat tinggi tersebut sebenarnya sangat indah : Green economy in the context of  sustainable development and poverty eradication Ekonomi hijau dalam konteks pertumbuhan yang berkelanjutan dan pengikisan kemiskinan.

Pada pertemuan tingkat tinggi tersebut negeri ini diwakili oleh orang-orang super sibuk yang terdiri dari presiden dan sejumlah menterinya. Mungkin karena yang hadir adalah orang-orang yang sangat sibuk inilah, hingga kini setahun setelah konferensi - kita belum mendengar action plan-nya apa untuk proyek yang indah ini. Mirip juga dengan ASEAN Economics Community (AEC), yang rakyat seperti kita nyaris tidak mengetahui action plan
apa yang tengah disiapkan negeri ini untuk menghadapi realita yang tinggal dua tahun lagi lagi-lagi, mungkin karena kesibukan para pemimpin negeri ini untuk hal-hal lain yang dianggapnya lebih penting.

Karena kita bukan menteri dan bukan pejabat pemerintah, tentu saja kita tidak diajak pak presiden untuk ikut ke Rio de Janeiro setahun lalu. Namun karena program pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengikisan kemiskinan itu adalah untuk kita semua dan juga untuk anak cucu kita nanti, maka tidak ada salahnya (bahkan sudah seharusnya) orang-orang yang berakal di negeri ini ikut memikirkannya siang malam, sambil berdiri, sambil duduk dan sampai kemimpi-mimpi-pun terus memikirkannya.

 Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang berakal,(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka. (QS 3:190-191)

Lantas apa hubungan ayat ini dengan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan pengikisan kemiskinan tersebut di atas ? Karena ayat tersebut tentang orang berakal yang terus berfikir, berfikir antara lain untuk tugasnya dimuka bumi ini yaitu menjadi pemakmur bumi (QS 11:61). Maka meskipun kita bukan presiden dan bukan pula menteri, tetapi ini bukan berarti kita tidak memiliki tugas berat untuk memakmurkan bumi ini.

Tugas yang berat akan menjadi ringan dan yang sulitpun akan menjadi mudah manakala tugas itu dilaksanakan sesuai dengan yang memberi tugas. Yang memberi tugas kita bukan presiden dan bukan menteri, yang memberi tugas kita adalah Yang Maha Adil, Maha Tahu, Maha Kuasapastilah Dia membekali kita dengan resources yang cukup untuk melaksanakan tugas tersebut.

Di antara resources tersebut adalah ayat-ayatNya yang meliputi petunjuk dan penjelasan-penjelasannya (QS 2 :185) dan jawaban atas segala masyalah (QS 16:89). Maka ketika petunjuk tersebut kita gunakan untuk melaksanakan tugas memakmurkan bumi, membangun pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan mengikis kemiskinan insyaAllah bumi ini akan bener-bener makmur dan keberkahan melimpah dari langit dan dari bumi (QS 7:96).

Saya menemukan setidaknya lima surat yang didalamnya mengandung petunjuk detil tentang bagaimana memakmurkan bumi itu. Begitu detil tahap-tahapnya mulai dari bumi yang mati, sampi jenis-jenis tanaman yang disandingkan, yang diunggulkan, yang disebut namanya secara spesifik, yang disebut namanya secara generik, yang untuk sumber energi, sumber vitamin, sumber protein, sumber obat, yang untuk manusia dan bahkan yang untuk hewan dst. Ini semua saya rangkum dalam ilustrasi dibawah untuk memudahkan pemahamannya.



Diantara tanaman-tanaman yang disebut secara spesifik tersebut tidak ada yang tidak tumbuh di negeri ini, semuanya bisa tumbuh. Apalagi tanaman-tanaman yang disebut secara generik seperti biji-bijian, buah-buahan, rumput-rumputan dst. tidak terhitung jumlahnya yang ada di negeri ini.

Yang lebih menarik lagi adalah secara umum proses pemakmuran bumi itu dimulai dari bumi yang mati artinya tanah-tanah yang selama ini ditelantarkan, bukan mulai dari membabat hutan yang sudah subur ! maka disinilah perbedaan mendasar proyek membangun kemakmuran berdasarkan petunjutk itu dengan Proyek Lahan Gambut Sejuta Hektar yang saya kutib di awal tulisan tersebut di atas.

Dalam waktu dekat kami akan membuat workshop khusus dengan ahli-ahli  Al-Qur’an dan ahli-ahli pertanian, perkebunan, pengairan, pembiayaan dlsb. Targetnya adalah agar petunjuk-petunjuk tersebut dapat lebih tajam dipahami dan diimplementasikan di lapangan. Bila Anda salah satu Ahli yang berkompeten dalam bidang-bidang ini, silahkan bergabung dengan mengirimkan CV Anda.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe