Yang Berdampingan Dan Yang Diunggulkan

9:50 PM

Tahun lalu impor bahan pangan dari empat komoditi utama kita saja mencapai 11.7 juta ton dengan total nilai sekitar US$ 4.9 Milyar. Terbesarnya adalah gandum (6.3 juta ton, US$ 2,3 milyar) diikuti kedelai (1,9 juta ton, US$ 1.2 milyar), jagung (1.7 juta ton, US$ 0.5 milyar) dan beras (1.8 juta ton, US$ 0.9 milyar). Pertanyaannya adalah pantaskah negeri yang paling kaya potensi sumber biomass dan biodiversity ini terus mengimpor bahan pangannya ? Apa yang bisa kita lakukan secara konkrit ?


Telah 67 tahun lebih kita merdeka, setengah lusin presiden berganti, beratus tokoh-tokoh terbaik silih berganti menjadi menteri, beribu wakil-wakil rakyat terbaik berusaha menyuarakan kepentingan rakyatnya. Tidak kurang pula dengan perguruan-perguruan tinggi terbaik di berbagai bidang, demikian juga dengan berbagai lembaga-lembaga penelitian dan pengkajian teknologi. Tetapi mengapa ini semua belum juga cukup untuk menjawab satu masalah yaitu kemandirian pangan untuk rakyat negeri ini ?

Bila negeri kaya dengan sumber daya alam dan potensi produksi biomass terbesar ini saja tidak bisa mencukupi kebutuhan pangannya, bagaimana harapan di negeri-negeri yang miskin dalam sumber daya alam dan potensi produksi biomass-nya ? inilah mestinya yang kita lakukan, kita harus bisa memberi solusi bagi dunia dan bukannya menambahi masalah bagi dunia. Kapan itu bisa kita lakukan ?

Itu akan bisa kita lakukan bila kita mau mulai mencari di tempat yang lain dari yang selama ini kita cari. Bila Anda mencari sesuatu, muter-muter 67 tahun tidak ketemu – apakah tidak kepikiran bahwa mungkin Anda mencarinya di tempat yang salah selama ini ? maka demikian pula dengan pencarian kita untuk solusi masalah kebutuhan utama yaitu bahan pangan ini.

Kita mencari di berbagai tempat mulai dari sekolah, perguruan tinggi dan lembaga-lembaga penelitian – tetapi kita lupa mencari di satu tempat yang amat sangat penting – yaitu mencari petunjuk dari Yang Maha Tahu !

Nah bagaimana sekarang kalau kita mulai berusaha memecahkan masalah pangan ini dari petunjuk Yang Maha Tahu ? akan cukupkah ? Insyaallah dijamin kecukupannya !

Lihat janjiNya : “Jika sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS 7:96)

Jadi kita dijamin kelimpahan berkah dari langit dan dari bumi, bila kita memenuhi syaratnya yaitu iman dan takwa. Mengenai bagaimana mencapai derajat iman dan takwa ini, tugas para kyai, ustadz dan para tokoh agama dalam membimbing umat untuk sampai ke sana.

Tetapi bagaimana logikanya bahwa dari iman dan takwa ini akan sampai kepada solusi kecukupan pangan ? salah satu rutenya kurang lebih begini :

Dengan iman dan takwa, kita tidak lagi ada keraguan atas kebenaran petunjuk ini (QS 2:2 ; QS 49:15) ; kita akan meyakini bahwa petunjuk ini adalah lengkap dengan segala penjelasannya (QS 2:185) dan kita juga meyakini bahwa petunjuk ini adalah jawaban atas segala persoalan (QS 16 :89).

Karena kita tidak ada keraguan atas kebenaran petunjuk ini, kita yakin bahwa petunjuk ini jelas dan meliputi segala sesuatu – maka kita juga akan menggunakan petunjuk ini untuk mencari jawaban atas persoalan pangan kita.

Kita lihat sekarang di sekitar kita, kehijauan ada di mana-mana. Tetapi mengapa tidak cukup memberi makan bagi penduduk di negeri ini ? karena kehijauan tersebut ditanam tidak lebih pada sekedar kehijauan, atau diambil kayunya, atau juga ada yang diambil buahnya yang menurut kita paling bermanfaat.

Dengan ilmu manusia yang terbatas dan penuh kepentingan pribadi, maka pencarian itu hanya menghasilkan keuntungan tertentu bagi sekelompok orang tertentu. Pencarian itu belum memberikan manfaat maksimal untuk masyarakat keseluruhan.

Bagaimana sekarang kalau kita mencari di petunjukNya, apa yang seharusnya kita tanam ? Adakah petunjukNya sampai se-detail ini ? berdasarkan ayat-ayat di atas kita wajib yakin bahwa ada petunjuk yang detail ini untuk segala persoalan. Salah satunya untuk urusan pangan perhatikan ayat berikut :

Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon kurma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain dalam makanan (yang dihasilkannya). Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berpikir.” (QS 13:4)

Jadi ada bagian-bagian , tanaman-tanaman, atau kebun-kebun yang derdampingan, ada sebagian tanaman yang dilebihkan dari sebagian yang lain dalam memberikan makanan yang dihasilkannya untuk manusia. Maka tinggal kita identifikasi tanaman-tanaman yang berdampingan ini dan yang memberikan hasil optimal bagi makanan manusia. Hasilnya kurang lebih seperti yang saya tulis dalam tulisan Kebunku Kebun Al-Qur’an.

Para ahli kebun tahu bahwa kebun multikultur (berjenis-jenis tanaman, bukan monokultur – satu jenis tanaman) selain bisa memberikan hasil optimal juga lebih tahan terhadap penyakit. Penyakit sulit berkembang karena jenis penyakit di setiap tanaman adalah berbeda.

Nah sekarang bisa Anda bayangkan, kalau sebagian saja hijauan negeri ini adalah kebun-kebun yang tanamannya dipilihkan dari petunjuk dari jenis tanaman-tanaman yang berdampingan dan diunggulkan – maka insyaAllah kecukupan pangan itu akan terjadi.

Bayangkan pula bila hutan-hutan tropis kita secara bertahap dan berkesinambungan kita gantikan dari jenis-jenis tananam yang disandingkan di Al-Qur’an dan diunggulkan buahnya – maka bahan pangan negeri ini bukan hanya cukup untuk kita yang beruntung tinggal di negeri yang kaya ini – tetapi cukup pula bagi warga dunia yang membutuhkannya.

Tetapi ini kan pekerjaan lama dan besar, apakah bisa dilakukan ? InsyaAllah bisa karena ada kabar nubuwah bahwa bumi masih bisa dimakmurkan sekali lagi sebelum kiamat, bahwa yang memakmurkan adalah umat muslim  - karena umat muslimlah yang sadar zakat – sebagaimana hadits berikut :

Tidak akan terjadi hari kiamat, sebelum harta kekayaan telah tertumpuk dan melimpah ruah, hingga seorang laki-laki pergi ke mana-mana sambil membawa harta zakatnya tetapi dia idak mendapatkan seorangpun yang bersedia menerima zakatnya itu. Dan sehingga tanah Arab menjadi subur makmur kembali dengan padang-padang rumput dan sungai-sungai " (HR. Muslim).

Karena kita meyakini kebenaran hadist ini, maka optimism itu akan terbangun. Jangankan bumi yang aslinya subur seperti bumi negeri ini, bumi Arab yang sekarang tandus-pun bisa menjadi subur kembali sebelum kiamat terjadi.

Tinggal kita memulainya untuk menanam tanaman-tanaman yang berdampingan, tanaman-tanaman yang diunggulkan dalam menghasilkan makanan untuk umat manusia. InsyaAllah kemakmuran itu akan datang dan langkah-langkah kecil kita ikut mengawalinya ! Amin.

You Might Also Like

0 comments

Popular Posts

Subscribe